Sabtu, 07 Oktober 2017

ISLAMISASI ILMU PEGETAHUAN

MAKALAH
ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN
DOSEN PENGAMPU: Drs. Hariono, M.Ag


OLEH 
NAMA                                                           NIM
1.      ANDARI FILNA JESIKA                                160103068
2.      SISKAWATI                                                       160103085
3.      MARSIAN PUTRI                                             160103074
4.      SASA SUSILAWATI                                         160103063

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
IAIN MATARAM
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Islamisasi Ilmu Pengetahuan   , yang mana makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Islam , Sains dan Peradaban.
Adapun yang kami bahas dalam makalah ini yaitu pengertian islamisasi ilmu pengetahuan, latar belakang islamisasi ilmu pengetahuan , tujuan dan kontroversi islamisasi ilmu pengetahuan.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangannya, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, waktu, serta sumber yang kami miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan penyusunan selanjutnya.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Mataram, 14 November 2016














DAFTAR ISI

Ø  KATA PENGANTAR.……………………………………………….............................................2
Ø  DAFTAR ISI….……………………………………………………………....................................3
Ø  BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah ……………….…………………………………......4
1.2  Rumusan Masalah……………………………………………………………..5
1.3  Tujuan Pembelajaran …………………………………………………………5
Ø  BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Islamisasi Ilmu Pengetahuan ….……….…………………………6
2.2  Latar Belakang Islamisasi Ilmu Pengetahuan ………....…………………...…6
2.3  Tujuan Islamisasi Ilmu Pengetahuan …………………………………………7
2.4  Kontroversi Islamisasi Ilmu Pengetahuan…………………..…………………8
Ø  BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………..….…..9
3.2 Saran …………………………………………………………………….......9
Ø  DAFTAR PUSTAKA









BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakag Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan melahirkan berbagai macam dampaknya terhadap kehidupan manusia dan lingkungannya, disatu sisi dia mampu membantu dan meringankan beban manusia, namun di sisi lain dia juga mempunyai andil dalam menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan, bahkan eksistensi itu sendiri. Ilmu barat yang bercorak sekuler dibangun di atas filsafat materialistisme, naturalisme dan eksistensialisme melahirkan ilmu pengetahuan yang jauh dari nilai-nilai spritual, moral dan etika. Oleh karena itu Islamisasi ilmu pengetahuan dalam pandangan para pemikir Islam merupakan suatu hal yang mesti dan harus dirumuskan. Problem terpenting yang dihadapi umat Islam saat ini adalah masalah ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan modern tidak bebas nilai (netral) sebab dipengaruhi oleh pandangan-pandangan keagamaan, kebudayaan, dan filsafat, yang mencerminkan kesadaran dan pengalaman manusia Barat. Tulisan ini mencoba memotret ide-ide penting tentang Islamisasi ilmu yang digagas oleh Wan Mohd Nor Wan Daud dan Syed Mohammad Naquib al-Attas.
Membicarakan tema islamisasi ilmu pengetahuan tidak bisa dilepaskan dari sosok Syed Muhammad Naquib al-Attas. Sebab seperti dikemukakan oleh Wan Mohd. Nor Wan Daud, al-Attas adalah seorang tokoh pemikir Islam yang pertama kali menggagas ide islamisasi ilmu pengetahuan, tepatnya ilmu pengetahuan kontemporer/modern/masa kini, di samping dua ide lainnya, yakni (1) problem terpenting yang dihadapi umat Islam saat ini adalah masalah ilmu pengetahuan; dan (2) ilmu pengetahuan modern tidak bebas nilai (netral) sebab dipengaruhi oleh pandangan-pandangan keagamaan, kebudayaan, dan filsafat, yang mencerminkan kesadaran dan pengalaman manusia Barat.. Maka dari itu, dalam membahas tema islamisasi ilmu pengetahuan ini, pemikiran al-Attas dengan dua ide mendasar lainnya tentang ilmu pengetahuan, mesti dijadikan pijakan utama


1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Islamisasi ilmu pengetahuan ?
2.      Apa yang melatar belakangi munculnya Islamisasi ilmu pengetahuan ?
3.      Apa saja tujuan dari Islamisasi ilmu pengetahuan ?
4.      Bagaimana kontroversi terhadap islamsasi ilmu pengetahuan ?

1.3   Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian dan maksud Islamisasi ilmu pengetahuan.
2.      Untuk mngetahui apa saja yang melatar belakangi Islamisasi ilmu pengetahuan.
3.      Untuk mengetahui tujuan Islamisasi ilmu pengetahuan.
4.      Untuk mengetahui kontroversi terhadap Islamisasi ilmu pengetahuan.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Dalam bahasa Arab Islamisasi ilmu disebut sebagai “Islamiyyat al-Ma’rifat” dan dalam bahasa Inggris disebut sebagai “Islamization of Knowledge”. Dalam Islam, ilmu merupakan perkara yang amat penting malahan menuntut ilmu diwajibkan semenjak lahir hingga ke liang lahad. Ayat al-Quran yang pertama yang diturunkan berkaitan dengan ilmu yaitu surah al-’Alaq ayat 1-5. Menurut ajaran Islam, ilmu tidak bebas nilai–sebagaimana yang dikembangkan ilmuan Barat–akan tetapi sarat nilai, dalam Islam ilmu dipandang universal dan tidak ada pemisahan antara ilmu-ilmu dalam Islam.
·         Pengertian islamisasi menurut para ahli :
-          Al Faruqi: adalah menuangkan kembali pengetahuan sebagaimana yang dikehendaki   oleh Islam, yaitu dengan memberikan definisi baru, mengatur data, mengefaluasi kembali kesimpulan-kesimpulan dan memproyeksikan kembali tujuan-tujuannya.
-          Al Attas:sebagai proses pembebasan ataupemerdekaan. Sebab ia melibatkan   pembebasan roh manusia yang mempunyai pengaruh atas jasmaninya dan proses ini menimbulkan keharmonisan dan kedamaian dalam dirinya, sebagai fitranya.
  • Meurut Kalangan Akademisi
1.      Versi pertama beranggapan bahwa Islamisasi ilmu pengetahuan merupakan sekedar memberikan ayat-ayat yang sesuai dengan ilmu pengetahuan umum yang ada (ayatisasi).
2.      Kedua, mengatakan bahwa Islamisasi dilakukan dengan cara mengislamkan orangnya.
  1. Ketiga, Islamisasi yang berdasarkan filsafat Islam yang juga diterapkan dengan mempelajari dasar metodologinya.
  2. keempat, memahami Islamisasi sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang beretika atau beradab. Dengan berbagai pandangan dan pemaknaan yang muncul secara beragam ini perlu kiranya untuk diungkap dan agar lebih dipahami apa yang dimaksud “Islamisasi Ilmu Pengetahuan.
2.2  Latar Belakang Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Proses Islamisasi ilmu pengetahuan pada dasarnya telah berlangsung sejak permulaan Islam hingga zaman kita sekarang ini. Ayat-ayat yang diwahyukan kepada Nabi saw secara jelas menegaskan semangat Islamisasi Ilmu Pengetahuan, yaitu ketika Allah menekankan bahwa Dia adalah sumber dan asal ilmu manusia. Pada sekitar abad ke-8 masehi, pada masa pemerintahan Daulah Abbasiyah, proses Islamisasi ilmu ini berlanjut secara besar-besaran dengan dilakukannya penerjemahan terhadap karya-karya dari Persia dan Yunani. Salah satu karya besar tentang usaha Islamisasi ilmu adalah hadirnya karya Imam al-Ghazali Tahafut al-Falasifah. Hal yang demikian walaupun tidak menggunakan pelabelan Islamisasi, tetapi aktivitas yang sudah mereka lakukan semisal dengan makna Islamisasi.
Ada dua tokoh yang dianggap sebagai pencetus gagasan Islamisasi Pengetahuan yaitu Ismail Raji al-Faruqi (seorang sarjana yang mendirikan lembaga International Institute of Islam Thought di Amerika Serikat) serta Syed M. Naquib al- Attas (seorang sarjana Budaya Melayu yang membentuk lembaga International Institute of Islam Thought and Civilization di Kuala Lumpur).[3]Gagasan ini timbul sejak dasawarsa 1970-an.
Munculnya ide Islamisasi Ilmu Pengetahuan disebabkan adanya premis bahwa ilmu pengetahuan tidak bebas nilai. Ilmu-ilmu yang terkontaminasi oleh premis demikian dan telah melalui proses sekularisasi dan westernisasi yang tidak lagi sesuai dengan kepercayaan, justru ini akan membahayakan ummat Islam. Naquib al-Attas menegaskan bahwa ilmu itu tidaklah bebas nilai tapi sarat akan nilai. Sedangkan al Faruqi menjelaskan bahwa akibat kemunduran ummat Islam, karena adanya system pendidikan yang berusaha menjauhkan ummat Islam dari agamanya sendiri dan dari sejarah kegemilangan yang seharusnya dijadikan kebanggaan tersendiri atas agama Islam. Oleh sebab itu ia memberikan solusi, yaitu perlunya perbaikan system pendidikan yang memadukan antara ilmu-ilmu umum dan agama sebagai langkah membentuk peradaban Islam yang sempurna
2.3  Tujuan Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Tujuan adalah hal yang sangat perlu dalam merumuskan sesuatu, karena tujuan merupakan titik yang akan kita tuju dalam melakukan sesuatu, jadi tanpa adanya tujuan maka akan sulit untuk melakukan perencanaan, langkah-langkah dan lain-lain.
 Begitu juga dalam merumuskan Islamisasi ilmu pengetahuan, dimana ada beberapa tujuan yang harus dicapai dalam menjalankan ide islamisasi ilmu pengetahuan ini. Dalam menjalankan proses islamisasi ilmu pengetahuan ini ada beberapa tujuan yaitu:
1. Menguasai disiplin ilmu modern
2. Menguasai warisan islam
3. Menetapkan relevansi khusus pada setiap bidang ilmu pengetahuan
4. Mencari jalan untuk sintesis kreatif antara warisan (islam) dan ilmu pengetahuan modern
5. Membangun pemikiran islam pada jalan yang mengarah pada kepatuhan pada hukum Tuhan. Islamisasi juga membebaskan manusia dari sikap tunduk kepada keperluan jasmaninya yang cendrung menzhalimi dirinya sendiri, karena sifat jasmani adalah cendrung lalai terhadap hakikat dan asal muasal manusia. Dengan demikian, islamisasi tidak lain adalah proses pengembalian kepada fitrah.
6. Bahwa didalam islamisasi ilmu pengetahuan terdapat pengakuan akan adanya hirarki atau tingkatan-tingkatan ilmu pengetahuan
7. Meletakkan wahyu bukan saja sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan tetapi juga standar tertinggi dalam menemukan kebenaran.

2.4  Kontroversi Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Diskursus seputar Islamisasi ilmu pengetahuan ini telah begitu lama menebar­kan perdebatan penuh kontroversi di kalangan umat Islam. Semenjak dicanangkan­nya sekitar 30 tahun yang lalu, berbagai sikap baik yang pro maupun yang kontra terus bermunculan. Satu pihak dengan penuh antusias dan optimisme menyambut momentum ini sebagai awal revivalisme (kebangkitan) Islam. Namun, di pihak lain menganggap bahwa gerakan "Islamisasi" hanya sebuah euphoria sesaat untuk mengobati "sakit hati" karena ketertinggalan mereka yang sangat jauh dari peradaban Barat, sehingga gerakan ini hanya membuang-buang waktu dan tenaga dan akan semakin melemah seiring perjalanan waktu dengan sendirinya.
Rosnani Hashim membagi kelompok ini menjadi empat golongan, yaitu :
1.      Golongan yang sependapat dengan gagasan ini secara teori dan konsepnya dan berusaha untuk merealisasikan dan menghasilkan karya yang sejalan dengan maksud Islamisasi dalam disiplin ilmu mereka.
2.      Golongan yang sependapat dengan gagasan ini secara teori dan konsep tetapi tidak mengusahakannya secara praktis.
3.      Golongan yang tidak sependapat dan sebaliknya mencemooh, mengejek dan mempermainkan gagasan ini.
4.      Golongan yang tidak mempunyai pendirian terhadap isu ini. Mereka lebih suka mengikuti perkembangan yang dirintis oleh sarjana lainnya atau pun mereka tidak memperdulikannya.






BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah di atas, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Kata “islamisasi” dinisbatkan kepada agama islam yaitu agama yang telah diletakkan manhajnya oleh Allah melalui wahyu. Ilmu ialah persepsi, konsep, bentuk sesuatu perkara atau benda. Islamisasi ilmu berarti hubungan antara Islam dan ilmu pengetahuan yaitu hubungan antara “Kitab Wahyu” al-Qur’an dan al-Sunnah dengan “Kitab Wujud” dan ilmu kemanusiaan.
2. Bahwa proses Islamisasi ilmu pengetahuan pada dasarnya telah berlangsung sejak permulaan Islam yaitu pada Rasulullah sampai sekarang. Adapun orang yang diangap sebagai pencetus Islamisasi Ilmi Pengetahuan adalah Syeikh Naquib al- Attas dan Ismail Raji al-Faruqi.
3. Dapat disimpulkan juga bahwa Islamisasi Ilmu Pengetahuan perlu ditindak lanjuti karena sesuai dengan konsep, prinsip metodologi yang jelas yaitu berlandaskan ketahuidan dan keimanan serta memiliki rencana kerja mengingat keterpurukan dunia islam saat ini ditingkat yang paling parah. Sehingga perlu adanya pembaharuan salah satunya adalah dibidang pendidikan. Dimana pendidikan kita harus diarahkan pada keimanan yang merupakan core dari gagasan tersebut yang menyebutkan lima kesatuan yaitu kesatuan tuhan, kesatuan alam semesta, kesatuan kebenaran dan pengetahuan, kesatuan kehidupan dan kesatuan kemanusiaan. Yang kemudian diaplikasikan dengan berbagai langkah-langkah secara global salah satunya adalah menguasai ilmu-ilmu pengetahuan modern dan menguasi kembali warisan islam yang selanjutnya harus di kaji diteliti dan dikritisi agar terpisah ilmu-ilmu pengetahuan yang bersifat sekuler dan atheis sehingga akan telihat jelas bahwa ilmu yang dihasilkan bersumber dari islam. selanjutnya diharapkan muncul ilmu-ilmu pengetahuan baru yang berparagidma islam.

3.2  Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan sehingga tidak sesuai dengan keinginan pembaca, untuk itu saran sangat kami harapkan agar penulisan makalah selanjutnya kekurangan-kekurangan tersebut dapat penulis perbaiki




DAFTAR PUSTAKA

Al-Faruqi, Isma’il Raji. 2003. Islamisasi Pengetahuan, Cet ke-3. Bandung: Penerbit Pustaka.
Arif, Mahmud. 2008. Pendidikan Islam Transformasi. Yogyakarta: LkiS.
Siregar, Abu Bakar Adenan. Islamisasi Ilmu Pengetahuan. Sumatera Utara: UIN Sumatera Utara.
Arief, Armai, Reformulasi  Pendidikan Islam, Cet. I; Jakarta: CRSD Press, 2005.
Rosnani Hashim, Gagasan Islamisasi Kontemporer, hlm.40




























0 komentar:

Posting Komentar

 

Math Proof Template by Ipietoon Cute Blog Design