MAKALAH
ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN
DOSEN PENGAMPU: Drs. Hariono, M.Ag
OLEH
NAMA NIM
1.
ANDARI
FILNA JESIKA 160103068
2.
SISKAWATI 160103085
3.
MARSIAN
PUTRI 160103074
4.
SASA
SUSILAWATI 160103063
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
IAIN MATARAM
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Islamisasi Ilmu Pengetahuan ”, yang mana makalah ini diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Islam , Sains dan Peradaban.
Adapun yang kami
bahas dalam makalah ini yaitu pengertian islamisasi ilmu pengetahuan, latar
belakang islamisasi ilmu pengetahuan , tujuan dan kontroversi islamisasi ilmu
pengetahuan.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan-kekurangannya, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, waktu,
serta sumber yang kami miliki. Oleh karena itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan penyusunan
selanjutnya.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.
Mataram, 14 November 2016
DAFTAR
ISI
Ø KATA
PENGANTAR.……………………………………………….............................................2
Ø DAFTAR
ISI….……………………………………………………………....................................3
Ø BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah ……………….…………………………………......4
1.2 Rumusan
Masalah……………………………………………………………..5
1.3 Tujuan
Pembelajaran …………………………………………………………5
2.1 Pengertian Islamisasi Ilmu
Pengetahuan ….……….…………………………6
2.2 Latar Belakang Islamisasi Ilmu
Pengetahuan ………....…………………...…6
2.4 Kontroversi Islamisasi Ilmu
Pengetahuan…………………..…………………8
Ø BAB III PENUTUP
3.2 Saran …………………………………………………………………….......9
Ø DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakag Masalah
Perkembangan
ilmu pengetahuan melahirkan berbagai macam dampaknya terhadap kehidupan manusia
dan lingkungannya, disatu sisi dia mampu membantu dan meringankan beban
manusia, namun di sisi lain dia juga mempunyai andil dalam menghancurkan
nilai-nilai kemanusiaan, bahkan eksistensi itu sendiri. Ilmu barat yang
bercorak sekuler dibangun di atas filsafat materialistisme, naturalisme dan
eksistensialisme melahirkan ilmu pengetahuan yang jauh dari nilai-nilai
spritual, moral dan etika. Oleh karena itu Islamisasi ilmu pengetahuan dalam
pandangan para pemikir Islam merupakan suatu hal yang mesti dan harus
dirumuskan.
Problem terpenting yang dihadapi
umat Islam saat ini adalah masalah ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan modern
tidak bebas nilai (netral) sebab dipengaruhi oleh pandangan-pandangan
keagamaan, kebudayaan, dan filsafat, yang mencerminkan kesadaran dan pengalaman
manusia Barat. Tulisan ini mencoba memotret ide-ide penting tentang Islamisasi
ilmu yang digagas oleh Wan Mohd Nor Wan Daud dan Syed Mohammad Naquib al-Attas.
Membicarakan
tema islamisasi ilmu pengetahuan tidak bisa dilepaskan dari sosok Syed Muhammad
Naquib al-Attas. Sebab seperti dikemukakan oleh Wan Mohd. Nor Wan Daud,
al-Attas adalah seorang tokoh pemikir Islam yang pertama kali menggagas ide
islamisasi ilmu pengetahuan, tepatnya ilmu pengetahuan kontemporer/modern/masa
kini, di samping dua ide lainnya, yakni (1) problem terpenting yang dihadapi
umat Islam saat ini adalah masalah ilmu pengetahuan; dan (2) ilmu pengetahuan
modern tidak bebas nilai (netral) sebab dipengaruhi oleh pandangan-pandangan
keagamaan, kebudayaan, dan filsafat, yang mencerminkan kesadaran dan pengalaman
manusia Barat.. Maka dari itu, dalam membahas tema islamisasi ilmu pengetahuan
ini, pemikiran al-Attas dengan dua ide mendasar lainnya tentang ilmu
pengetahuan, mesti dijadikan pijakan utama
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Islamisasi ilmu pengetahuan ?
2. Apa
yang melatar belakangi munculnya Islamisasi ilmu pengetahuan ?
3. Apa saja tujuan dari Islamisasi
ilmu pengetahuan ?
4. Bagaimana kontroversi
terhadap islamsasi ilmu pengetahuan ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian dan maksud Islamisasi ilmu pengetahuan.
2. Untuk
mngetahui apa saja yang melatar belakangi Islamisasi ilmu pengetahuan.
3. Untuk
mengetahui tujuan
Islamisasi
ilmu pengetahuan.
4. Untuk
mengetahui kontroversi
terhadap Islamisasi ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Dalam bahasa Arab Islamisasi ilmu
disebut sebagai “Islamiyyat al-Ma’rifat” dan dalam bahasa Inggris disebut
sebagai “Islamization of Knowledge”. Dalam Islam, ilmu merupakan perkara yang
amat penting malahan menuntut ilmu diwajibkan semenjak lahir hingga ke liang
lahad. Ayat al-Quran yang pertama yang diturunkan berkaitan dengan ilmu yaitu
surah al-’Alaq ayat 1-5. Menurut ajaran Islam, ilmu tidak bebas nilai–sebagaimana
yang dikembangkan ilmuan Barat–akan tetapi sarat nilai, dalam Islam ilmu
dipandang universal dan tidak ada pemisahan antara ilmu-ilmu dalam Islam.
·
Pengertian islamisasi menurut para ahli :
-
Al
Faruqi: adalah menuangkan kembali pengetahuan sebagaimana yang
dikehendaki oleh Islam, yaitu dengan memberikan definisi baru,
mengatur data, mengefaluasi kembali kesimpulan-kesimpulan dan memproyeksikan
kembali tujuan-tujuannya.
-
Al
Attas:sebagai proses pembebasan ataupemerdekaan. Sebab ia
melibatkan pembebasan roh manusia yang mempunyai pengaruh atas
jasmaninya dan proses ini menimbulkan keharmonisan dan kedamaian dalam dirinya,
sebagai fitranya.
- Meurut Kalangan Akademisi
1. Versi pertama beranggapan bahwa
Islamisasi ilmu pengetahuan merupakan sekedar memberikan ayat-ayat yang sesuai
dengan ilmu pengetahuan umum yang ada (ayatisasi).
2. Kedua, mengatakan bahwa Islamisasi
dilakukan dengan cara mengislamkan orangnya.
- Ketiga,
Islamisasi yang berdasarkan filsafat Islam yang juga diterapkan dengan
mempelajari dasar metodologinya.
- keempat,
memahami Islamisasi sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang beretika atau
beradab. Dengan berbagai pandangan dan pemaknaan yang muncul secara
beragam ini perlu kiranya untuk diungkap dan agar lebih dipahami apa yang
dimaksud “Islamisasi Ilmu Pengetahuan.
2.2 Latar
Belakang Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Proses Islamisasi ilmu pengetahuan pada dasarnya
telah berlangsung sejak permulaan Islam hingga zaman kita sekarang ini.
Ayat-ayat yang diwahyukan kepada Nabi saw secara jelas menegaskan semangat
Islamisasi Ilmu Pengetahuan, yaitu ketika Allah menekankan bahwa Dia adalah
sumber dan asal ilmu manusia. Pada sekitar abad ke-8 masehi, pada masa
pemerintahan Daulah Abbasiyah, proses Islamisasi ilmu ini berlanjut secara
besar-besaran dengan dilakukannya penerjemahan terhadap karya-karya dari Persia
dan Yunani. Salah satu karya besar tentang usaha Islamisasi ilmu adalah
hadirnya karya Imam al-Ghazali Tahafut al-Falasifah. Hal yang demikian walaupun
tidak menggunakan pelabelan Islamisasi, tetapi aktivitas yang sudah mereka
lakukan semisal dengan makna Islamisasi.
Ada dua tokoh yang dianggap sebagai pencetus gagasan
Islamisasi Pengetahuan yaitu Ismail Raji al-Faruqi (seorang sarjana yang
mendirikan lembaga International Institute of Islam Thought di Amerika Serikat)
serta Syed M. Naquib al- Attas (seorang sarjana Budaya Melayu yang membentuk
lembaga International Institute of Islam Thought and Civilization di Kuala
Lumpur).[3]Gagasan ini timbul sejak dasawarsa 1970-an.
Munculnya ide Islamisasi Ilmu Pengetahuan disebabkan
adanya premis bahwa ilmu pengetahuan tidak bebas nilai. Ilmu-ilmu yang
terkontaminasi oleh premis demikian dan telah melalui proses sekularisasi dan
westernisasi yang tidak lagi sesuai dengan kepercayaan, justru ini akan
membahayakan ummat Islam. Naquib al-Attas menegaskan bahwa ilmu itu tidaklah
bebas nilai tapi sarat akan nilai. Sedangkan al Faruqi menjelaskan bahwa akibat
kemunduran ummat Islam, karena adanya system pendidikan yang berusaha
menjauhkan ummat Islam dari agamanya sendiri dan dari sejarah kegemilangan yang
seharusnya dijadikan kebanggaan tersendiri atas agama Islam. Oleh sebab itu ia
memberikan solusi, yaitu perlunya perbaikan system pendidikan yang memadukan
antara ilmu-ilmu umum dan agama sebagai langkah membentuk peradaban Islam yang
sempurna
2.3 Tujuan Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Tujuan adalah hal yang sangat perlu dalam merumuskan
sesuatu, karena tujuan merupakan titik yang akan kita tuju dalam melakukan
sesuatu, jadi tanpa adanya tujuan maka akan sulit untuk melakukan perencanaan,
langkah-langkah dan lain-lain.
Begitu juga dalam merumuskan Islamisasi ilmu
pengetahuan, dimana ada beberapa tujuan yang harus dicapai dalam menjalankan
ide islamisasi ilmu pengetahuan ini. Dalam menjalankan proses islamisasi ilmu
pengetahuan ini ada beberapa tujuan yaitu:
1.
Menguasai disiplin ilmu modern
2.
Menguasai warisan islam
3. Menetapkan
relevansi khusus pada setiap bidang ilmu pengetahuan
4. Mencari
jalan untuk sintesis kreatif antara warisan (islam) dan ilmu pengetahuan modern
5. Membangun
pemikiran islam pada jalan yang mengarah pada kepatuhan pada hukum Tuhan.
Islamisasi juga membebaskan manusia dari sikap tunduk kepada keperluan
jasmaninya yang cendrung menzhalimi dirinya sendiri, karena sifat jasmani
adalah cendrung lalai terhadap hakikat dan asal muasal manusia. Dengan
demikian, islamisasi tidak lain adalah proses pengembalian kepada fitrah.
6.
Bahwa didalam islamisasi ilmu pengetahuan terdapat pengakuan akan adanya
hirarki atau tingkatan-tingkatan ilmu pengetahuan
7.
Meletakkan wahyu bukan saja sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan tetapi
juga standar tertinggi dalam menemukan kebenaran.
2.4 Kontroversi
Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Diskursus seputar Islamisasi ilmu pengetahuan ini
telah begitu lama menebarkan perdebatan penuh kontroversi di kalangan umat
Islam. Semenjak dicanangkannya sekitar 30 tahun yang lalu, berbagai sikap baik
yang pro maupun yang kontra terus bermunculan. Satu pihak dengan penuh antusias
dan optimisme menyambut momentum ini sebagai awal revivalisme (kebangkitan)
Islam. Namun, di pihak lain menganggap bahwa gerakan "Islamisasi"
hanya sebuah euphoria sesaat untuk mengobati "sakit hati" karena
ketertinggalan mereka yang sangat jauh dari peradaban Barat, sehingga gerakan
ini hanya membuang-buang waktu dan tenaga dan akan semakin melemah seiring
perjalanan waktu dengan sendirinya.
Rosnani
Hashim membagi kelompok ini menjadi empat golongan, yaitu :
1.
Golongan yang sependapat dengan gagasan ini secara teori dan konsepnya dan
berusaha untuk merealisasikan dan menghasilkan karya yang sejalan dengan maksud
Islamisasi dalam disiplin ilmu mereka.
2.
Golongan yang sependapat dengan gagasan ini secara teori dan konsep tetapi
tidak mengusahakannya secara praktis.
3.
Golongan yang tidak sependapat dan sebaliknya mencemooh, mengejek dan
mempermainkan gagasan ini.
4.
Golongan yang tidak mempunyai pendirian terhadap isu ini. Mereka lebih suka
mengikuti perkembangan yang dirintis oleh sarjana lainnya atau pun mereka tidak
memperdulikannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan makalah di atas, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1.
Kata “islamisasi” dinisbatkan kepada
agama islam yaitu agama yang telah diletakkan manhajnya oleh Allah melalui
wahyu. Ilmu ialah persepsi, konsep, bentuk sesuatu perkara atau benda.
Islamisasi ilmu berarti hubungan antara Islam dan ilmu pengetahuan yaitu
hubungan antara “Kitab Wahyu” al-Qur’an dan al-Sunnah dengan “Kitab Wujud” dan
ilmu kemanusiaan.
2.
Bahwa proses Islamisasi ilmu pengetahuan pada dasarnya telah berlangsung sejak
permulaan Islam yaitu pada Rasulullah sampai sekarang. Adapun orang yang
diangap sebagai pencetus Islamisasi Ilmi Pengetahuan adalah Syeikh Naquib al-
Attas dan Ismail Raji al-Faruqi.
3.
Dapat disimpulkan juga bahwa
Islamisasi Ilmu Pengetahuan perlu ditindak lanjuti karena sesuai dengan konsep,
prinsip metodologi yang jelas yaitu berlandaskan ketahuidan dan keimanan serta
memiliki rencana kerja mengingat keterpurukan dunia islam saat ini ditingkat
yang paling parah. Sehingga perlu adanya pembaharuan salah satunya adalah
dibidang pendidikan. Dimana pendidikan kita harus diarahkan pada keimanan yang
merupakan core dari gagasan tersebut yang menyebutkan lima kesatuan yaitu
kesatuan tuhan, kesatuan alam semesta, kesatuan kebenaran dan pengetahuan,
kesatuan kehidupan dan kesatuan kemanusiaan. Yang kemudian diaplikasikan dengan
berbagai langkah-langkah secara global salah satunya adalah menguasai ilmu-ilmu
pengetahuan modern dan menguasi kembali warisan islam yang selanjutnya harus di
kaji diteliti dan dikritisi agar terpisah ilmu-ilmu pengetahuan yang bersifat
sekuler dan atheis sehingga akan telihat jelas bahwa ilmu yang dihasilkan
bersumber dari islam. selanjutnya diharapkan muncul ilmu-ilmu pengetahuan baru
yang berparagidma islam.
3.2
Saran
Dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan sehingga tidak sesuai dengan keinginan pembaca, untuk itu
saran sangat kami harapkan agar penulisan makalah selanjutnya
kekurangan-kekurangan tersebut dapat penulis perbaiki
DAFTAR PUSTAKA
Al-Faruqi, Isma’il Raji. 2003. Islamisasi Pengetahuan, Cet
ke-3. Bandung: Penerbit Pustaka.
Arif, Mahmud. 2008. Pendidikan Islam Transformasi.
Yogyakarta: LkiS.
Siregar, Abu Bakar Adenan. Islamisasi Ilmu Pengetahuan.
Sumatera Utara: UIN Sumatera Utara.
Arief, Armai, Reformulasi Pendidikan Islam, Cet. I;
Jakarta: CRSD Press, 2005.
Rosnani Hashim, Gagasan Islamisasi
Kontemporer, hlm.40
0 komentar:
Posting Komentar