Minggu, 08 Oktober 2017

STUDI AL - QUR'AN



RESUME

STUDI AL-QUR’AN , STUDI HADITS DAN KAJIAN LINGUISTIK ARAB 
( MEMBANDINGKAN DENGAN BUKU LAIN )

DOSEN PENGAMPU: Drs. H. HARIONO, M.Pd.


OLEH 

NAMA                                                           NIM    

1.      NIRTA SAMSINAR .T.                                    160103067

2.      ANDARI FILNA JESIKA                                160103068

KELAS : 2.C

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

IAIN MATARAM





STUDI AL-QUR’AN

·         Dalam buku “ Metodologi Studi Islam ˮ karya Dr. Fathurrahman Muhtar, M.Ag.
Pada masa Nabi Muhammad Saw studi islam lebih difokuskan kepada pendalaman pemahaman Al-Qur’an. Rasulullah langsung bertindak sebagai penafsir Al-Qur’an.  Para sahabat sangat antusias untuk menerima Al-Qur’an dari Rasulullah saw , meghafalnya dan memahaminya. Hal itu merupakan suatu kehormatan bagi mereka. Rasulullah saw tidak mengikunkan para sahabt menuliskan sesuatu dari dia selain Al-Qur’an, karena ia khawatir Qur’an akan tercampur dengan yang lain.
Pada masa khalifah Usman r.a kaum muslimin disatukan dalam satu mushaf. Mushaf tersebut disebut Mushaf Imam. Penulisan Mushaf tersebut dinamakan ar-Rasm al-Usmani yaitu dinisbahkan kepada Usman. Dan dianggap sebagai permulaan dari ilmu Rasmil Al-Qur’an. Untuk menjadi sebuah mushaf Al-Qur’an, memerlukan beberap porses yang melibatkan beberapa orang dalam kurun waktu relative panjang. Proses pengumpulan Al-Qur’an meliputi proses penyampaian, pencatatan dan kodifikasi hingga menjadi mushaf Al-Qur’an yang biasa disebut dengan jam’ul al-Qur’an. Kemudian datang masa kekhalifahan Ali ra. Dan atas perintahnya, Abu Aswad ad-Du’ali meletakkan kaidah-kaidah Nahwu. Cara pengucapanya yang tepat dan baku dan memberikan ketentuan harakat pada al-Quran. Ini juga dianggap sebagai permulaan ilmu I’ rab al-Quran.
Al-Burhan fi Ulum al-Qur’an karya Ali ibn Ibrahim ibn Said yang terkenal dengan nama al-Hufiy , yang pertama kali mencetuskan istilah Ulumul Al-Qur’an. Kitab ini merupakan kitab tafsir dan sekaligus ilmu-ilmu Al-Qur’an. Di antara para mufassir yang termasyur dari para sahabat adalah empat orang khlifah, kemudian Ibn Mas’ud, Ibn Abbas, Ubay Ibn Ka’b, Zaid Bin Sabit, Abu Musa al-Asy’ari dan Abdullah bin Zubair.  Banyak riwayat mengenai tafsir yang di ambil dari Abdullah bin Mus’ad dan Ubay bin Ka’b. Di antara murid-murid Ibn Abbas di Mekkah yang terkenal ialah Sa’id Bin Jubair, Mujahid, Ikrimah, Tawus bin Kisan al-Yamani dan Ata’ bin Abi Rabah. Pada masa sahabat yang diriwayatkan meliputi ilmu tafsir, ilmu garibil Quran, ilmu asbabun nuzul, ilmu Makki wal Madani dan Ilmu nasikh wal mansukh.
Sedangkan :
·         Dalam buku “ Metodologi Studi Islam ” karya Drs. Atang Abd. Hakim, MA. & Dr. Jaih Mubarok, studi Al-Qur’an yang dibahas yaitu :
Pada masa Nabi Muhammad, ayat-ayat  Al-Qur’an masih berserakan dalam bentuk tulisan diatas pelapah daun kurma, lempengan batu, dan kepingan tulang, disamping terpelihara dalam hafalan para sahabat. Para penghafal pada masa itu ialah al-khulafa al-rasyidun ( Abu Bakar, Umar bin Khathab, Usman bin Affan, dan Ali bin Thalib ) dan lainnya. Adapun para penulis wahyu diantaranya ialah al-khulafa al rasyidun , Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka’ab, dan Khalid bin Walid.
Pada zaman Abu Bakar, para penghafal dan penulis wahyu banyak yang gugur di medan perang melawan musuh islam, terutama pada Perang Yamamah. Oleh karena itu, atas usul Umar bin Khathab, ayat-ayat yang berceceran pada benda-benda tersebut dihimpun dalam mushaf. Terkumpulnya ayat-ayat Al-Qur’an dalam bentuk mushaf yang selanjutnya disimpan di rumah Abu Bakar. Pada zaman Umar bin Khathab, mushaf disimpan dirumahnya. Setelah dia meninggal dunia, mushaf selanjutnya disimpan dirumah Hafshah, putri Umar bin Khathab, istri Nabi Muhammad saw. Pada masa Usman bin Affan, mushaf lebih disempurnakan sehingga tersusunlah lima mushaf Utsmani. Satu mushaf disimpan di Madinah yang kemudian disebut Mushaf al-Imam dan empat lainnya masing-masing dikirim ke Mekkah, Suriah, Bashrah dan Kufah utuk disalin dan diperbanyak. Selanjutnya, Usman bin Affan menyuruh memusnahkan seluruh mushaf selain mushaf Utsmani. Mushaf hasil kerja tim ini kemudian dijadikan mushaf standar utuk penulisan dan pencetakan Al-Qur’an pada tahun-tahun berikutnya.
Adanya ayat-ayat Al-Qur’an yang masih dalam bentuk garis besar memberikan peluang kepada mufassir untuk menjelaskannya. Dalam menafsirkan Al-Qur’an, mereka tentu saja menggunakan kaidah-kaidah yang sebagiannya diambil dari ulum Al-Qur’an. Quraish Shihab (1995;71-72) membagi periode tafsir kepada dua bagian. Pertama, periode nabi, sahabat dan tabi’in sampai kira-kira tahun 150 H. Kelompok tafsir periode ini disebut tafsir bi al-ma’tsur. Corak tafsir ini bersumber pada penafsiran Rasulullah, penafsiran sahabat, dan penafsiran tabi’in. Kedua , periode ketika hadis-hadis Rasul Allah telah beredar luas dan berkembang hadis-hadis palsu di tengah-tengah masyarakat sehingga menimbulkan banyak persoalan belum terjadi sebelumnya.

STUDI HADITS

·         Dalam buku “ Metodologi Studi Islam ˮ karya Dr. Fathurrahman Muhtar, M.Ag.
Studi hadits dimaksudkan sebagai kajian yang menjadikan hadits Nabi Muhammad Saw sebagai subjek kajiannya. Dalam hal ini, ada 2 elemen utama yang terkait dengan hadits : pertama, matan atau substansi pernyataan dalam sebuah hadis; dan kedua, sanad atau daftar para perawi yang berperan dalam mentransmisikan hadis itu sampai kepada perawi terakhir yang menuliskannya di dalam sebuah kitab hadis.
Studi hadis menurut Adnin Armas menggunakan pendekatan ilmiah dalam menyelidiki kesahihan dan otensitas hadist. Nalar diterapkan dalam mengkritis hadis pada tiap tahapnya. Nalar di terapkan dalam mengkritis hadits pada tiap tahapnya. Nalar diterapkan dalam pembelajaran dan mengajar hadits, dalam menilai para periwayat dan kesahihan hadits. Alasanya adalah karena kecapakan nalar tidak dapat menerima atau mencampakkan hadis nabi. Kitab-kitab hadist menyatakan misalnya, bahwa nabi biasa tidur dengan berbaring pada sisi kanan, dan seebelum merebahkan dirinya di tempat tidur ia biasa membaca bacaan do’a tertentu. Setelah bangun tidur ia biasa membaca do’a juga. Ia baisa meminum air dengan tiga helaan napas dengan menggunakan tangan kanan untuk memegang cawannya, dan seterusnya. Pernyataan-peryataan ini memiliki kemungkinan, seseorang dapat tidur terlentang, atau dengan kemungkinan. Jika hanya kecakapan nalar digunakan, posisi tertentu memungkinkan dan posisi lainnya tidak mungkin dinyatakan. Hal yang sama juga berlaku bagi do’a dan meminum air dan seterusnya.
An-Naisaburi dalam kitabnya Ma’rifat ulum al-Hadist menjelaskan bahwa kajian ilmu hadist mempunyai 50 cabang. Adapun klasifikasi sebagian kajian dalam bidang hadits yaitu :
1.      Ilmu rijal al-hadits guna mengetahui ihwal perawi di kalangan sahabat, tabi’in, dan tabiit tabiin.
2.      Ilmu tawarikh al-ruwat, yaitu ilmu yang menjelaskan biografi para perawi hadits .
3.      Ilmu Tabaqat membahas kelompok orang-orang yang meiliki kesamaan masa hidup.
4.      Ilmu muta’alif dan mukhtalif, yaitu ilmu yang membahas kesamaan bentuk tulisan dari nama asli, nama samaran, atau nama keturunan para perawi , tetapi bunyi bacaannya berlainan.
5.      Ilmu jarh wa ta’dzl membahas ihwal perawi dari segi diterima ataupun ditolak periwayatannya.
6.      Ilmu gharzb al-hadits membahas lafazh-lafazh dalam matan hadist yang sulit dipahami karena jarang dipergunakan.
7.      Ilmu asbab wurud al-hadits menerangkan sebab lahirnya sebuah hadits.
8.      Ilmu tawarikh al-mutun membahas kapan dan dimana sebuah hadits diucapkan oleh Nabi SAW.
9.      Ilmu nasikh wa al-mansukh membahas hadist-hadist yang berlawanan maknanya dan tidak mungkin mengkompromikannya lagi, sehingga perlu ditentukan mana yang nasikh dan mansukh.
10.  Ilmu mukhtalif al-hadist membahas hadist-hadist yang pada lahirnya saling berlawanan, yaitu dengan menghilangkan pertentangan itu, ataupun dengan mengkompromikannya.
11.  Imu ‘illa al-hadits membahas sebab tersamar yang membuat kecacatan sebuah hadits .
Sedangkan :
·         Dalam buku “ Metodologi Studi Islam ” karya Drs. Atang Abd. Hakim, MA. & Dr. Jaih Mubarok , studi hadits yang dibahas yaitu :
Keberdaan hadits sebagai sumber hukum kedua setelah al-Quran, selai ketetapan Allah yang di pahami dari ayat-Nya secara tersirat juga merupakan ijma’ (konsesnsus) seperti terlihat dalam perilaku para sahabat. Misalnya, penjelasan Usman bin Affan mengenai etika makan dan cara duduk dalam sholat, seperti yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. Begitu juga, Umar bin Khatab mencium Hajar Aswad karena mengikuti jejak Rasul.
Menurut T.M. Hasybi al-Shiddiqie  sabagaimana dikutip oleh Endang Soetari Ad (1994:111-128) dan Mundzir Suparta (1996: 49-56), dan Fathurrahman (1974: 65) fungsi hadits terhadap Al-Qur’an yaitu sebagain penjelas (al-bayan). Fathurrahman (1974 : 65-68 ) tampaknya menyimpulkan penjelasan serta kategori al-bayan ke dalam 3 hal : pertama, hadits berfungsi menetapkan dan memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al-Qur’an. Kedua, hadits berfungsi merinci dan menginterpretasi ayat-ayat Al-Qur’an yang mujmal ( global ) seta memberikan persyaratan terhadap ayat-ayat yang muthlag. Ketiga , hadits berfungsi menetapkan aturan atau hukum yang tidak didapat di dalam Al-Qur’an.

KAJIAN LINGUISTIK ARAB

·         Dalam buku “ Metodologi Studi Islam ˮ karya Dr. Fathurrahman Muhtar, M.Ag.
Selama pripde kekuasaan Dinasti Umayyah, dua kota Hijaz, Mekkah dan Madinah, menjadi tempat berkembangnya music, lagu dan puisi. Sementara itu, kota kembar Irak, Bashrah dan Kufah, berkembang menjadi pusat aktivitas inetlektual di dunia islam. Basrah yang menjadi pusat pemerintanhan khurasan semasa Dinasti Umayyah, diriwayatkan berpendudukan 300 ribu dengan 120 kanal pada 50 H/670 M. di sini diperbatasan Persia, kajian ilmiah tentang bahasa dan tata  bahasa Arab telah dimulai, dan dilakukan terutama oleh dan untuk para muallaf.  Oleh karena itu, buka suatu kebetulan jika perintis tata bahasa Arab legendaries, Abu al-Aswad al-Duali (w.688), berasal dari Bagdad. Menurut seorang penulis biografi terkenal, Abnu khalikan. Sayyidina Ali bin Abi Thalib adalah orang pertama yang memberikan landasan bagi al-Duali dalam hal: tiga pola bentukan kata benda, kata kerja dan imbuhan, dan mengatakan padanya utuk menyusun sebuah penjelasan lengkap dari ketiga prinsip itu. Kajian bahasa dan tata bahasa Arab menjadi suatu keniscayaan untuk mempelajari dan untuk memahami al-Quran, yang  berbahasa Arab. Pada giliran berikutnya, kajian al-Quran dan penafsirannya telah melahirkan dua ilmu kembar, yaitu filologi dan leksikografi dan juga aktifitas literature yang khas Islam, yaitu ilmu Hadits.
Sedangkan :
·         Dalam buku “ Studi Kawasan Dunia Islam ˮ karya Ajid Thohir , kajian linguistic yang dibahas yaitu :
Kawasan kebudayaan Islam Arab, bisa didefinisakan secara linguistik dengan bahasa Arab sebagai bahasa induk kebudayaan mereka. Sekalipun sekarang mencakup dan meliputi diluar batas-batas geopolitik tertentu etnik Arab, seperti Sudan, Somalia dan Mauritania yanag seluruh penduduknya dapat disebut bukan orang Arab, tetapi secara liungistik mereka bisa masuk kedalam criteria Arab. Oleh karena itu, dalam cara apapun istilah ini didefinisikan, kawasan Islam Arab merupakan kawasan yang paling luas jangkauannya secara linguistik yang membentang antara wilayah Irak sampai Mauritania dan dari masing-masing meraka bisa dibagi lagi menjadi beberapa bagian lokalitas baik etnik, historis, maupun goegrafisnya. Kriteria linguistic Arab karena berbagai factor historis, tanpaknya diantara criteria yang cukup kompleks dan rumit dibandingkan kawasan-kawasan lainnya. Karena secara historis, penggnaan bahasa Arab sebagai bahasa internasional yang diberlakukan untuk semua etnik sejak abad ke-7 oleh dinasti Amawiyyah 1 (660-750 M) Damsakus, merupakan alasan paling mudah untuk dijelaskan dan hal ini tanpaknya bagian sesuatu yang harus diperhatikan.




DAFTAR PUSTAKA
Muhtar Fathurrahman. 2015. Metodologi Studi Islam. Mataram : IAIN Mataram.
Hakim Atang Abd. 2000. Metodologi Studi Islam. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Thohir Ajid. 2011. Studi Kawasan Dunia Islam. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.


















0 komentar:

Posting Komentar

 

Math Proof Template by Ipietoon Cute Blog Design